BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Universitas
Negeri Surabaya merupakan lembaga tinggi yang menyelenggarakan kegiatannya
berdasarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni, penelitian, pendidikan, dan
pengabdian kepada masyarakat. Peran utamanya adalah meningkatkan sumber daya
manusia, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan manusia.
Jurusan Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan merupakan salah satu jurusan di lingkungan Universitas Negeri
Surabaya yang menghasilkan tenaga kependidikan non guru, yakni salah satunya
adalah dalam bidang ilmu komunikasi.
Oleh karena itu, jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas
Surabaya berupaya se-optimal mungkin untuk menciptakan lulusan yang profesional
mulai dari desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan hingga evaluasi media
khususnya media pendidikan. Salah satu mata
kuliah tersebut adalah pengantar komunikasi
yang didalamnya meliputi menyampaikan pesan
secara lisan maupun tertulis. Untuk menerapkan
berbagai teori yang telah diperoleh sebelumnya selama perkuliahan maka diselenggarakan
mata kuliah lanjutan yang berupa mata
kuliah magang dengan harapan mampu mencetak lulusan yang profesional dan siap
kerja sehingga mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat
Indonesia.
Secara garis besar ada 3 kategori profil
akademik yang diharapkan dari lulusan program studi teknologi pendidikan yakni
: (1) dapat mendesain dan mengembangkan sistem pembelajaran dengan menggunakan
prinsip-prinsip teknologi komunikasi atau pendidikan, (2) dapat memilih,
merancang, dan memproduksi media/bahan pembelajaran baik yang bersifat
elektronik maupun non elektronik, dan (3) dapat mengelola dan menggunakan
berbagai sumber belajar untuk kegiatan pembelajaran/pelatihan.
B.
Pengertian
Magang
Magang
dalam Kamus bahasa Indonesia berarti 1. calon pegawai (sudah bekerja, tetapi
belum mendapat gaji karena masih dianggap taraf belajar); 2. (bekerja) menjadi
calon pegawai. Sesuai dengan kurikulum Program Studi Teknologi Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya, dimana program studi mengharuskan para mahasiswa
untuk melakukan magang kerja di pusat
sumber belajar pada suatu lembaga pendidikan dan pelatihan atau perusahaan yang
berkaitan dengan spesifikasi Teknologi Pendidikan, guna menambah ilmu
pengetahuan serta keterampilan yang telah didapatkan selama proses belajar
mengajar di program studi Teknologi Pendidikan. Selain itu, dengan adanya
magang kerja diharapkan dapat memberikan pembekalan kemampuan bagi mahasiswa
untuk mengamati objek-objek berbagai sumber belajar dan permasalahannya, serta
pemanfaatannya sebagai bahan kajian pengembangan baik dalam proses produksi maupun
pengelolaan sumber belajar.
C.
Tujuan
Magang
Tujuan Umum
1.
Dapat menerapkan
ilmu yang diperoleh dari perkuliahan Teknologi Pendidikan ke dalam dunia nyata atau dunia kerja.
2.
Mempersiapkan
mahasiswa untuk masuk dalam dunia kerja nyata.
Tujuan Khusus
1.
Mampu mencari
informasi yang paling baru sehingga menarik untuk di sajikan.
2.
Mampu menyeleksi
berita yang layak untuk di sajikan.
3.
Mampu mendesain
informasi menjadi sebuah berita yang menarik untuk dibaca
4.
Mampu berkomunikasi
dan berorganisasi dengan di dalam dunia kerja.
5.
Mampu bekerjasama
dengan rekan dalam dunia kerja.
6.
Mampu menjalin
hubungan baik dengan rekan kerja.
D.
Tempat
Magang
Dalam
memilih tempat untuk magang, para mahasiswa dibebaskan untuk memilih sendiri instansi
tempat magang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki sehingga mahasiswa mampu
menerapkan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan namun tetap dengan
persetujuan dosen Pembina mata kuliah magang. Dalam hal ini peserta magang
memilih magang di CV BORNEO PUTRA
JAYA.
E.
Waktu
Pelaksanaan Magang
Pelaksanaan
kegiatan magang kerja telah berlangsung selama dua bulan yaitu mulai dari tanggal 10 Maret 2011 hingga 9 Mei 2011. Lama pelaksanaan
kegiatan magang kerja yang peserta magang terapkan sesuai dengan pedoman magang
kerja dari Universitas Negeri Surabaya.
BAB
II
DESKRIPSI
HASIL PELAKSANAAN MAGANG
A.
Media
1.
Pengertian Pelatihan
PELATIHAN: Kegiatan
melatih atau membimbing untuk mengembangkan atau memperoleh ketrampilan.
2.
Pengertian
CV:
CV atau Comanditaire
Venootschap adalah bentuk usaha yang merupakan salah satu alternatif yang dapat
dipilih oleh para pengusaha yang ingin melakukan kegiatan usaha dengan modal
yang terbatas. Karena, berbeda dengan PT yang mensyaratkan minimal modal dasar
sebesar Rp. 50jt dan harus di setor ke kas Perseroan minimal 25%nya, untuk CV
tidak ditentukan jumlah modal minimal. Jadi, misalnya seorang pengusaha ingin
berusaha di industri rumah tangga, percetakan, biro jasa, perdagangan,
catering, dll dengan modal awal yang tidak terlalu besar, dapat memilih CV
sebagai alternatif Badan Usaha yang memadai.Apakah bedanya CV dengan PT?
Perbedaan yang
mendasar antara PT dan CV adalah, PT merupakan Badan Hukum, yang dipersamakan
kedudukannya dengan orang dan mempunyai kekayaan yang terpisah dengan kekayaan
para pendirinya. Jadi, PT dapat bertindak keluar baik di dalam maupun di muka
pengadilan sebagaimana halnya dengan orang, serta dapat memiliki harta kekayaan
sendiri. Sedangkan CV, dia merupakan Badan Usaha yang tidak berbadan hukum, dan
kekayaan para pendirinya tidak terpisahkan dari kekayaan CV.
3.
Karakteristik
Karakteristik CV
yang tidak dimiliki Badan Usaha lainnya adalah: CV didirikan minimal oleh dua
orang, dimana salah satunya akan bertindak selaku Persero Aktif (persero
pengurus) yang nantinya akan bergelar Direktur, sedangkan yang lain akan
bertindak selaku Persero Komanditer (Persero diam). Seorang persero aktif akan
bertindak melakukan segala tindakan pengurusan atas Perseroan; dengan demikian,
dalam hal terjadi kerugian maka Persero Aktif akan bertanggung jawab secara
penuh dengan seluruh harta pribadinya untuk mengganti kerugian yang dituntut
oleh pihak ketiga. Sedangkan untuk Persero Komanditer, karena dia hanya
bertindak selaku sleeping partner, maka dia hanya bertanggung jawab sebesar
modal yang disetorkannya ke dalam perseroan.
Perbedaan lain yang
cukup penting antara PT dengan CV adalah, dalam melakukan penyetoran modal
pendirian CV, di dalam anggaran dasar tidak disebutkan pembagiannya seperti
halnya PT. Jadi, para persero harus membuat kesepakatan tersendiri mengenai hal
tersebut, atau membuat catatan yang terpisah. Semua itu karena memang tidak ada
pemisahan kekayaan antara CV dengan kekayaan para perseronya.
B. Pendirian CV
BAGAIMANA CARA MENDIRIKAN CV?
CV dapat didirikan dengan syarat dan prosedur yang
lebih mudah daripada PT, yaitu hanya mensyaratkan pendirian oleh 2 orang,
dengan menggunakan akta Notaris yang berbahasa Indonesia. Walaupun dewasa ini
pendirian CV mengharuskan adanya akta notaris, namun dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang dinyatakan bahwa pendirian CV tidak mutlak harus dengan akta
Notaris.
Pada saat para pihak sudah sepakat untuk mendirikan
CV, maka dapat datang ke kantor Notaris dengan membawa KTP. Untuk pendirian CV,
tidak diperukan adanya pengecekan nama CV terlebih dahulu. Oleh karena itu
proses nya akan lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan pendirian PT.
Namun demikian, dengan tidak didahuluinya dengan
pengecekan nama CV, menyebabkan nama CV sering sama antara satu dengan yang
lainnya.
Pada waktu pendirian CV, yang harus dipersiapkan
sebelum datang ke Notaris adalah adanya persiapan mengenai:
1. Calon nama
yang akan digunakan oleh CV tersebut
2. tempat
kedudukan dari CV
3. Siapa yang
akan bertindak selaku Persero aktif, dan siapa yang akan bertindak selaku
persero diam.
4. Maksud dan tujuan yang spesifik dari CV tersebut
(walaupun tentu saja dapat mencantumkan maksud dan tujuan yang seluas-luasnya).
Untuk menyatakan telah berdirinya suatu CV,
sebenarnya cukup hanya dengan akta Notaris tersebut, namun untuk memperkokoh
posisi CV tersebut, sebaiknya CV tersebut di daftarkan pada Pengadilan Negeri
setempat dengan membawa kelengkapan berupa Surat Keterangan Domisili Perusahaan
(SKDP) dan NPWP atas nama CV yang bersangkutan.
Apakah itu akta, SKDP, NPWP dan pendaftaran
pengadilan saja sudah cukup?
Sebenarnya semua itu tergantung pada kebutuhannya.
Dalam menjalankan suatu usaha yang tidak memerlukan tender pada instansi pemerintahan,
dan hanya digunakan sebagai wadah berusaha, maka dengan surat-surat tersebut
saja sudah cukup untuk pendirian suatu CV. Namun, apabila menginginkan ijin
yang lebih lengkap dan akan digunakan untuk keperluan tender, biasanya
dilengkapi dengan surat-surat lainnya yaitu:
1. Surat
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)
2. Surat Ijin
Usaha Perdagangan (SIUP)
3. Tanda
Daftar Perseroan (khusus CV)
4. Keanggotaan
pada KADIN Jakarta.
Pengurusan ijin-ijin tersebut dapat dilakukan
bersamaan sebagai satu rangkaian dengan pendirian CV dimaksud, dengan
melampirkan berkas tambahan berupa:
1. Copy kartu keluarga Persero Pengurus (Direktur)
CV
2. Copy NPWP Persero Pengurus (Direktur) CV
3. Copy bukti pemilikan atau penggunaan tempat
usaha, dimana
a. apabila milik sendiri, harus dibuktikan dengan
copy sertifikat dan copy bukti pelunasan PBB th terakhir
b. apabila sewa kepada orang lain, maka harus
dibuktikan dengan adanya perjanjian sewa menyewa, yang dilengkapi dengan
pembayaran pajak sewa (Pph) oleh pemilik tempat. sebagai catatan berdasarkan SK
Gubernur DKI Jakarta, untuk wilayah Jakarta, yang dapat digunakan sebagai
tempat usaha hanyalah Rumah toko, pasar atau perkantoran. Namun ada
daerah-daerah tertentu yang dapat digunakan sebagai tempat usaha yang tidak
membayakan lingkungan, asalkan mendapat persetujuan dari RT/RW setempat
4. Pas photo ukuran 3X4 sebanyak 4 lembar dengan
latar belakang warna merah
Jangka waktu pengurusan semua ijin-ijin tersebut
dari pendirian sampai dengan selesai lebih kurang selama 2 bulan.
Sebagai penutup, saya sarankan agar dalam
mendirikan suatu bidang usaha, alangkah baiknya untuk dipertimbangkan dari
segala segi, tidak hanya dari segi kepraktisannya, namun juga dari segi
pembagian resiko di antara para persero, agar tidak terjadi pertentangan di
kemudian hari.
- Sea Survival
BASIC SEA SURVIVAL
Oleh: Indratmo Jaring Prasojo, S.T.
Kemampuan bertahan diri seorang
manusia dari lingkungan sekitar bisa berasal dari dirinya yang merupakan
anugerah dari Yang Maha Kuasa atas disertakannya akal dalam penciptaan manusia
atau bisa juga bertambah dari proses berlatih maupun kebiasaan bersentuhan dengan
alam lingkungan sekitarnya. Lingkungan sekitar tersebut bisa saja habitat asli
maupun habitat asing. Jungle dan Sea Survival merupakan dua contoh mekanisme
bertahan manusia terhadap lingkungan sekitar yang bukan merupakan habitat
aslinya. Terdapat juga istilah Urban Survival, di sini manusia dengan segenap
skill-nya dituntut mampu bertahan di lingkungan kota yang notabene merupakan
habitat aslinya.
Basic Sea Survival Training
merupakan salah satu pelatihan yang harus dilalui oleh para pekerja di industri
Oil and Gas, terutama yang berlokasi kerja di offshore. Pelatihan lain yang
harus dilalui adalah Basic Fire Fighting dan First Aid Training. Tingkat resiko
yang tinggi dan kesadaran akan keselamatan yang semakin berkembang serta
peraturanperaturan internasional maupun regional yang berlaku menjadikan
pelatihan-pelatihan tersebut adalah minimum requirements yang harus dipenuhi di
samping pelatihan-pelatihan lain dengan level yang lebih tinggi. Lingkungan
laut yang bukan merupakan habitat asli manusia memiliki karateristik yang musti
dipahami dan dimengerti oleh manusia. Sang Pencipta memberikan akal kepada
manusia bukan ditujukan untuk melawan kehendak alam, melainkan agar manusia
dapat mengoptimalkan potensi yang ada di dirinya dalam rangka bersentuhan dengan
alam.
Man Over Board (terjatuh ke laut),
platform collapse (anjungan runtuh), kebakaran di anjungan, kapal tenggelam, kecelakaan
saat transfer pekerja dari jetty ke boat, dari boat ke boat landing di anjungan
adalah serentetan resiko yang mungkin terjadi di laut lepas maupun muara-muara
sungai di tepi laut.
Secara umum kecelakaan di laut bisa
diklasifikasikan menjadi 2 (dua) kriteria umum, yaitu kecelakaan yang
controlled dan uncontrolled. Bila terjadi accident dan masih memiliki waktu
cukup, personal on board dapat dievakuasi menggunakan alat-alat keselamatan
yang tersedia baik di kapal maupun offshore platform (misal: sekoci,
lifecraft).
Melompat ke laut merupakan tindakan
yang terakhir dilakukan bila diperkirakan tidak memiliki waktu cukup untuk pindah
ke peralatan-peralatan keamanan yang tersedia baik di platform maupun kapal
atau lazim disebut dengan PFD (Personal Floatation Devices). Dalam meninggalkan
tempat kecelakaan diperlukan teknik-teknik khusus untuk meminimalisasi
tejadinya kecelakaan yang fatal. Selain kewajiban menggunakan life jacket atau
pelampung, usahakan melompat dengan ketinggian di bawah 5 meter. Bila berada di
main atau upper deck usahakan untuk turun ke cellar atau sub cellar deck agar
ketinggian lompat semakin berkurang.
Teknik melompat ke permukaan air
juga dipelajari dalam basic sea survival training. Seperti pelatihan-pelatihan
fisik yang lain, dalam memulai basic sea survival training para trainees
diwajibkan menggunakan wear pack dan equipments lainnya yang sesuai dan diawali
dengan warming up.
Terdapat 5 jenis tipe life jacket
atau pelampung. Tipe I adalah pelampung yang digunakan untuk lokasi kerja di
offshore, pelampung jenis ini akan menopang kepala korban sehingga dalam posisi
bagaimanapun (misal: pingsan) kepala korban akan berada di atas permukaan air.
Tipe II adalah pelampung untuk lokasi kerja di near shore. Tipe III adalah pelampung
yang digunakan untuk mengapung dalam waktu yang relatif singkat. Sedangkan Tipe
IV adalah pelampung yang di desain untuk kegiatan olahraga. Pelampung Tipe V
adalah pelampung yang di desain khusus, salah satu bentuknya adalah seperti ban
bekas yang banyak digunakan di kolam renang.
Setelah turun dan mencapai level
aman untuk melompat ke permukaan air, perhatikan lokasi tempat akan mendarat. Pastikan
permukaan tempat yang akan dituju clear dari serpihan-serpihan maupun korban
lain. Perhatikan juga arah angin dengan cara melihat bendera atau benda-benda
ringan lainnya. Bila tidak ada gunakan sapu tangan atau basahi tangan dengan
air kemudian angkat ke atas dan putar perlahan. Sisi tangan yang dingin pada
saat posisi tersebut adalah posisi darimana arah angin bertiup. Jangan melompat
sejajar dengan arah angin karena bisa saja api (bila accident-nya adalah
kebakaran platform) menyambar setelah korban berada di permukaan air. Lakukan
lompatan ke arah berlawanan dengan arah angin, ambil sudut sekitar 30o – 45o,
hal ini sebagai antisipasi bila arus laut membawa korban ke arah sumber
accident maka akan ada selisih jarak, sehingga korban tidak terbawa tepat ke
sumber accident.
Tutup hidung dan mulut menggunakan
jari telunjuk dan jari tengah, masukkan jempol ke dalam bila kuku jempol dirasa
bisa membahayakan wajah. Peluk dengan erat pelampung menggunakan tangan
sebelah, yakinkan pelampung dipeluk seerat mungkin untuk menghindari cidera
dagu saat mengalami hentakan dengan permukaan air. Pandang ke arah horizontal
dan melangkah ke depan dengan pasti. Sesaat setelah melangkah segera kunci dan
posisikan kaki menyilang untuk melindungi bagian vital dari hentakan dengan
permukaan air. Setelah terjun ke air dan mengapung dengan sempurna, putar badan
180o sehingga posisi badan menghadap ke arah sumber bahaya agar bisa melakukan
antisipasi bila ada serpihan maupun bahaya yang bersumber dari sumber
kecelakaan. Selanjutnya, berenang menjauhi kapal atau platform yang collapse.
Arah renang adalah ke belakang bukan ke depan karena akan sangat sulit berenang
ke arah depan saat menggunakan pelampung. Gunakan tenaga seefisien mungkin
karena yang terpenting pada kondisi ini adalah bukan kekuatan individu korban,
melainkan kebijakan dalam mengalokasikan dan menggunakan tenaga yang tersisa
agar bisa mengulur waktu sebelum tim SAR (Searh and Rescue) datang atau
lifecraft terkembang dengan sempurna.
Pada kondisi di permukaan air
terdapat 3 (tiga) bahaya utama, yaitu mati karena tenggelam, exposure kepada
elemen alam (misal sinar matahari, meminum air laut, luka yang bisa mengundang
binatang laut, dan dinginnya air laut yang bisa mengakibatkan hypothermia),
bahaya ke-tiga adalah ter-expose kembali ke bahaya awal.
Faktor-faktor yang dapat
meningkatkan kemampuan bertahan hidup seorang korban saat berada di laut adalah
kekuatan fisik, berat badan, pakaian yang digunakan, dan penggunaan alat bantu
apung. Lemak pada korban bisa berfungsi menghangatkan tubuh korban, pakaian
yang tebal juga bisa menjadi penolong sementara, dan pengetahuan yang baik
mengenai penggunaan alat bantu apung bisa menambah probabilities korban untuk
bisa bertahan hidup sampai tim SAR datang ke lokasi.
Setelah berada di lokasi aman dari
bahaya, lakukan posisi HELP (Heat Escape Lessening Procedure) bila korban seorang
diri. Posisi ini bertujuan untuk mengurangi kehilangan panas tubuh dari ketiak,
dada dan selangkangan. Posisi HELP adalah seperti pada saat seseorang dalam
posisi tidur/berbaring karena kedinginan. Bila jumlah korban lebih dari 3
(tiga), lakukan posisi HUDDLE, kaitkan tangan-tangan korban membentuk lingkaran
penuh. Posisi ini berfungsi untuk bisa saling menghangatkan tubuh-tubuh korban,
selain itu bila ada korban yang terluka atau dalam keadaan lebih lemah bisa
diletakkan di tengah-tengah lingkaran. Putar tubuh 180o dan tetap pada posisi
melingkar bila ada ancaman bahaya dari luar. Manfaat lain yang juga penting
dari posisi HUDDLE ini adalah agar para korban bisa melakukan komunikasi satu
dengan lainnya sehingga bisa memotivasi korban lain yang sudah mulai putus asa
karena dalam kondisi seperti ini hal paling penting yang harus dimiliki korban
adalah keinginan dan kemantapan hati untuk mau bertahan sampai bantuan datang.
Hypothermia adalah salah satu
ancaman yang bisa saja menyerang korban di permukaan laut. Seseoang dianggap mengalami
hypothermia apabila temperatur tubuhnya berada di bawah 35o celcius. Hilang
atau berkurangnya temperatur tubuh manusia berasal dari kepala (25%),
selangkangan, ketiak dan dada. Air bisa menyebabkan hilangnya panas tubuh 20-26
kali lebih cepat ketimbang angin. Gejala-gejala hypothermia itu sendiri adalah
menggigil (kedinginan), mati rasa, mengigau (mengeluarkan kata-kata yang tidak
beraturan), amnesia, halusinasi, pembengkakan pada kaki dan tangan, dan
cyanosis (bibir, ujung jari-jari kaki dan tangan menjadi biru). Sedangkan
perawatan pada korban hypothermia adalah dengan memberikan tempat berteduh,
tutupi tubuh korban menggunakan selimut, peluk tubuh korban (hangatkan dengan
panas tubuh penolong), lepaskan pakaian basah yang melekat pada tubuh korban, lakukan
monitor pada bagian-bagian vital, jangan memijat atau menggosok tubuh korban karena pada saat kondisi tersebut lapisan kulit
korban menjadi fragile atau brittle (getas).
Langkah selanjutnya yang musti
dilakukan oleh korban-korban yang berada di permukaan laut adalah mencari
lokasi lifecraft bila bantuan tidak kunjung datang. Lifecraft adalah peralatan
standar yang tersedia di platform atau kapal. Pengoperasiannya bisa dilakukan
manually atau dengan sistem hidrostatis. Bila keadaan masih terkontrol,
turunkan lifecraft ke permukaan laut dari level ketinggian yang cukup. Tarik
pemicu pada lifecraft sehingga bisa terkembang. Lifecraft bisa juga terlepas
dan terkembang automatically dengan adanya mekanisme hidrostatis. Pada
kedalaman 3-4 meter lifecraft yang terikat pada platform atau deck kapal akan
terlepas sendiri kemudian mengapung ke permukaan dan terkembang hingga sempurna.
Semua Personal On Board juga dituntut memiliki kemampuan membalik lifecraft
yang terbalik. Berdiri tepat di atas tabung CO2 kemudian melebarkan kaki
selebar bahu dan tarik tali yang berada di atas lifecraft yang dalam keadaan
terbalik tersebut adalah salah satu metode untuk membalikkan posisi lifecraft
ke posisi yang sebenarnya. Posisikan kaki dalam keadaan lurus dan perhatikan
arah angin karena bisa membantu dalam proses pembalikkan lifecraft tersebut.
Renang Berkelompok salah satu metode
yang bisa digunakan untuk menuju ke posisi lifecraft atau tempat lain yang
lebih aman adalah dengan cara melakukan renang berkelompok. Posisikan korban-korban dalam satu baris,
korban terdepan berfungsi sebagai commander agar gerakkan mendayung menggunakan
tangan bisa dilakukan dengan kompak. Sedangkan korban yang paling belakang
berfungsi mengatur direction dari barisan tersebut. Dalam posisi ini, kaki
korban dijepit ke badan korban yang berada di depannya sedangkan kedua tangan
digunakan untuk mendayung. Posisi renang berkelompok seperti ini bisa juga
berfungsi membawa korban yang cidera atau dalam keadaan paling lemah dengan memposisikan
korban tersebut ditengah barisan. Setelah berada dekat dengan lifecraf korban
segera berpegangan pada tali yang berada di sekeliling lifecraft. Korban dengan
kondisi fisik terkuat naik pertama kali karena untuk naik ke dalam lifecraft
diperlukan tenaga yang tidak sedikit, apalagi dalam posisi mengenakan
pelampung. Posisikan badan sedekat mungkin (sampai menempel) ke lifecraft, kaitkan
kaki di tangga yang terbuat dari tali kemudian dorong tubuh hingga dalam posisi
berdiri dan lakukan roll depan untuk masuk ke dalam lifecraft. Singkirkan
terlebih dahulu benda-benda yang menempel pada korban yang akan naik masuk agar
tidak merusak lifecraft tersebut. Selanjutnya bantu korban-korban yang belum
naik dengan memegang pakaian korban, bukan dengan memegang tangannya secara
langsung. Setelah semua korban masuk ke dalam lifecraft, segera lakukan
penunjukkan leader dari kelompok tersebut agar pengambilan keputusan
selanjutnya bisa berjalan dengan baik. Selama berada di lifecraft terdapat 4
(empat) langkah yang dilakukan oleh kelompok tersebut yaitu Protection,
Organization, Location, Comfort. Langkah pertama yang dilakukan adalah
Protection. Segera pasang anchor sea agar lifecraft tidak terombang-ambing
terlalu jauh oleh gelombang maupun arus laut. Periksa survival kit yang berada
di dalam lifecraft, selanjutnya periksa dengan seksama seluruh bagian lifecraft
sebagai antisipasi bila terjadi kebocoran. Gunakan dayung pada 2 sisi lifecraft
untuk menjauh dari sumber bahaya. Bila posisi lifecraft sudah dalam kondisi
aman, langkah selanjutnya adalah meng-organize kelompok tersebut. Lakukan pembagian
tugas dengan menyerahkan tanggung jawab penggunaan survival kit kepada seluruh
anggota kelompok. Berikan obat anti mabuk sebelum anggota kelompok merasa mabuk
laut dengan waktu 8 jam sekali atau 3 kali dalam 24 jam. Bila ada anggota
kelompok yang terlanjur akan muntah, gunakan plastik yang tersedia, jangan
membuang muntahan di laut karena bisa mengundang binatang laut yang berbahaya,
begitu juga dengan darah bila ada korban yang terluka. Leader menjelaskan cara
penggunaan survival kit tersebut sekaligus mengatur jadwal jaga dan istirahat anggota
kelompok. Selain itu, Group Leader juga harus bisa melakukan pendekatan
persuasif bila ada anggota kelompok yang mulai kehilangan kepercayaan diri dan
kemauan untuk bertahan hidup.
Location, langkah ini dilakukan
untuk memberitahukan kepada regu penolong mengenai posisi lifecraft korban kecelakaan.
Segera lepas EPIRB ke permukaan laut dengan mengikat terlebih dahulu tali EPIRB
tersebut pada salah satu bagian lifecraft, yakinkan sebelum dilepas tombol
dalam posisi On (menyala). Posisikan radar reflector dengan ketinggian lebih
dari 1 meter dari permukaan laut sehingga bisa terdeteksi oleh kapal-kapal atau
regu penyelamat. Bila mendengar suara mesin pesawat, helicopter, atau kendaraan
lain segera nyalakan signal asap (bila siang hari) dan signal api (bila malam
hari). Saat regu penyelamat atau kendaraan lain sudah dapat terlihat segera
gunakan signal mirror (pada siang hari) ke arah kendaraan atau regu penyelamat
tersebut. Prinsipnya, gunakan alat-alat pemberitahu lokasi tersebut seefektif
dan seefisien mungkin. Hal tersebut berlaku juga untuk makanan dan minuman.
Jangan mengonsumsi makanan atau minuman yang terdapat dalam survival kit
sebelum 1 x 24 jam. Usahakan mencari sumber lain terlebih dahulu, misal dengan
memancing dan mengumpulkan air tawar. Air tawar bisa berasal dari air hujan, embun,
maupun proses penyulingan air laut dengan alat-alat yang tersedia atau gunakan
plastik untuk menyuling manually. Setelah semua langkah-langkah dijalani dengan
baik, selanjutnya adalah memikirkan tentang kenyamanan, Comfort. Keringkan lantai
lifacraft menggunakan alat yang tersedia, jemur pakaian dan pelampung sehingga
bisa digunakan sebagai alas tidur. Lakukan forum-forum diskusi atau sekedar
bercerita antar anggota kelompok sehingga moral dan kemauan bertahan hidup
anggota kelompok dapat tetap terjaga sampai dengan bantuan datang. Bila ada
salah satu anggota kelompok yang meninggal, segera lakukan musyawarah untuk
menentukan langkah apa yang musti dilakukan. Prinsip utamanya adalah
mendahulukan atau memenangkan keinginan anggota kelompok yang masih hidup bila
ada yang keberatan mayat korban tersebut tetap berada di dalam lifecraft. Bila
keputusannya adalah dengan membuang mayat tersebut, lakukan pembungkusan mayat
dengan seksama agar pada saat dibuang tidak mengundang binatang-binatang laut
ke arah lifecraft sehingga akan membahayakan kelompok tersebut. Proses
penyelamatan korban bisa dilakukan dengan berbagai cara, misal dengan kapal
boat, kapal pesiar, kapal nelayan atau dengan helicopter. Pada saat
penyelamatan dilakukan dengan helicopter, segera keluar dari lifecraft dengan
tetap berpegangan pada tali agar tidak terpencar karena arus maupun gelombang
laut. Pastikan tali penolong telah menyentuh air agar efek listrik statis
hilang terlebih dahulu. Secara umum, kemungkinan bertahan seorang korban
kecelakaan di laut adalah bersumber dari dirinya sendiri. Sikap mental yang
positif untuk tetap berkemauan bertahan hidup dan pelatihan-pelatihan safety
yang diikuti bisa menjadi modal signifikan agar bisa tetap bertahan dalam
situasi dan kondisi apapun. Persiapkan segala sesuatu sebelum berangkat ke
lokasi kerja dan selalu mematuhi aturan keselamatan yang berlaku di manapun
serta tidak bertindak ceroboh merupakan tindakan preventif untuk meminimalisasi
kejadian kecelakaan yang bisa berakibat fatal.
D. Pengertian
Fitter dan Welder
Fitter
Fitter adalah seseorang yang
melakukan pekerjaan perakitan ataupu penyetelan pada sebuah pekerjaan yang
berhubungan dengan bahan logam ,yang terbuat dari besi,baik baja ataupun karbon
steel,atau pun bahan yang terbuat dari almunium dan stainleessteel.
Pekerjaan fitter biasanya banyak
dilakukan oleh kaum laki-laki .pekerjaan itu jarang di lakukan oleh kaum
hawa,di karenakan banyak harus di gunakan dengan alat bantu yang tidak
memungkinkan apa bila kaum hawa melakukan nya.contoh nyapekerjaan fitter
biasanya tidak terlepas dari alat-alat sebagai beriku cuting toas ; adalah
sebuah alat yang di gunakan untuk memotong logam yang terbuat dari besi biasa
(carbon steel) atau pun besi baja. adapun cuting toas terdiri dari beberapa bagian,
oxigen,accitiline.serta selang penghubung dari dua sisi yaitu dari oxigen yang
berfungsi untuk mengeluarkan angin untuk memotong benda tsb,serta selang
penghubung ke accitiline untuk melakukan pembakaran atau melunak kan benda
logam tsb.kemudian terahir adalah cuting toas itu sendiri yang ber fungsi untuk
di pegang si fitter tsb untuk menjalankan exsekusi pemotongan.
Measuring ; adalah alat untuk
melakukan pengukuran (meteran) untuk membantu seberapa ukuran yang mau kita
kehendaki atau sesuai dengan order.
Drawing ; Pekerjaan fitter tidak
terlepas dari drawing (gambar), yang di pakai untuk patokan untuk melakukan
suatu pekerjaan,mau di bikin apa kah pekerjaan itu ,mau di jadikan bentuk
seperti apa,harus mengikuti apa yang tertera pada gambar .
masih banyak lagi alat bantu yang di
gunakan untuk membantu pekerjaan fitter diantaranya,siku, baji,
humer,chainblock,cotrex,profile cuting, saw machine,dll. Perlu di ingat bahwa
pekerjaan fitter tidaklah mudah di karenakan dari segi fisik kita haruslah kuat
juga tidak lepas dari rumus -rumus yang ada di ilmu matematika.kita jangan
melupakan apa yang kita pelajari sewaktu kita mendapat pelajaran pada waktu
kita bersekolah dulu.karena banyak sekali ilmu matematika yang di gunakan dalam
melakukan pekerjaan sebagai seorang fitter,apa lagi kalau seorang fitter sudah
melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan perpipaan,(pipe fetter)pasti tidak
lepas dari rumus -rumus yang ada di il mu matemetika.banyak sekali menggunakan
rumus rumus dalam mengerjakan pekerjaan yang di lakukan oleh seorang fitter.
Welder.
welder adalah orang yang berprifesi
melakukan pengelasan(penyambungan) pada pekerjaan yang berhubungan dengan benda
- benda logam yang terbuat dari bahan besi biasa (carbon steel) atau baja.juga
pada benda yang terbuat dari bahan dasar stailees atau alumunium.
welder ada tingkatan masing masing
menurut benda yang mau di lasnya,serta setificatenya.
ada welder mick, welder stick, serta
welder Argon. welder Argon khusus untuk bahan yang terbuat dari bahan alumunium
serta dari stainlees steel.
Antara pekerjaan welder dan fitter
keduanya mempunyai hub erat di karenakan keduanya di lakukan seiring
bersama.pekerjaan welder dan fitter biasanya di bantu oleh beberapa helper
untuk membantu pekerjaaan nya.
E.
Sekilas tentang CV BORNEO PUTRA JAYA
CV BORNEO PUTRA
JAYA adalah bagian dari kanal regional penyalur tenaga kerja yang berkompeten, guna disalurkan
ke perusahaan – perusahaan rekanan.
Sebagai tenaga
lokal diambl dari Gresik dan di salurkan keperusahaan di Gresik, tidak menutup
kemungkinan juga mengambil dari luar kota, seperti surabaya, sidoarjo,dsb.
Tenaga yang di
salurkan mengenai jasa – jasa koontraktor BPMIGAS ( Badan pertambangan minyak
dan gas)
Wadah unutk para
lulusan SMA/SMK atau Universitas yang berkompeten agar siap untuk dipekerjakan
di perusahaan BPMIGAS. Dalam BPMIGAS
sendiri yang diambil tenaganya yaitu
Welder, Fitter, Helper, Akuntan. Welder disini adalah tenaga kerja pengelasan
pipa-pipa gas atau minyak. Fitter disini adalah Pengarah atau pengurus pipa
untuk di las Fitter disini bisa menjadi seorang super visor. Helper adalah
tenga kerja yang membantu perkerjaan Welder dan Fitter, Helper juga berfungsi
sebagai tenaga serba bisa kebanyakan helper disini lulusan SMA yang belum
mempunyai pengalaman.
Proses pelatihan
disini untuk membimbing para Welder guna mendapat sertifikat Las BPMIGAS. Las
BPMIGAS dialkukan 6 bulan sekali guna mencoba kelebihan dan kekurangan para
welder. Kebanyakan BPMIGAS beroperasi di lepas pantai yang membutuhkan
sertifikat sea survival. CV BORNEO PUTRA JAYA (BPJ) menangani pelatihan sea
survival yang bekerjasama dengan marinir surabaya. Dalam pelatihan Sea Survival
para peserta diajarkan bagaimana menyelamatkan diri di laut menggunakan alat
seadanya atau kemampuan seadanya.
Kelebihan CV BORNEO
PUTRA JAYA
1.
Setiap bulan menangani min 50 perserta untuk di test sea
survival.
2.
Penyaluran tenaga
Welder, Fitter, Helper yang profesional
3.
Informasi yang
disajikan cepat dan akurat
4.
Menjadi rujukan masyarakat
yang memerlukan informasi
5. Mendapat
kepercayaan besar dari para pelaku dunia usaha yang ingin
menyampaikan perkembangan produk maupun layanan terbarunya
menyampaikan perkembangan produk maupun layanan terbarunya
F.
Deskripsi Pelaksanaan Magang
Sesuai dengan kurikulum Program Studi Teknologi
Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, dimana program studi mengharuskan para
mahasiswa untuk melakukan magang kerja
di pusat sumber belajar pada suatu lembaga pendidikan dan pelatihan atau
perusahaan yang berkaitan dengan spesifikasi Teknologi Pendidikan, guna
menambah ilmu pengetahuan serta keterampilan yang telah diperoeh selama proses
belajar mengajar di program studi Teknologi Pendidikan.
Magang dilaksanakan mulai dari tanggal 10 Maret 2011 hingga 9 Mei 2011. Selama rentang waktu dua bulan, tugas yang diberikan adalah mengurus pelaitihan karyawan.
G.
Kendala dalam Pelaksanaan Magang
Selama pelaksanaan magang terdapat satu kendala yaitu
terbenturnya antara waktu perkuliahan di kampus dengan jadwal magang yang telah
ditentukan. Jarak antara kampus dengan tempat magang relatif jauh sehingga dibutuhkan waktu selama perjalanan
dari kampus ke tempat magang maupun sebaliknya. Untuk mengatasinya peserta
magang berkoordinasi dengan pembimbing
dari CV Borneo Putra Jaya.
H.
Analisis
Keseluruhan Pelaksanaan Magang
Secara keseluruhan pelaksanaan magang di CV Borneo Putra Jaya tergolong baik
dan lancar karena mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan secara optimal
dan tepat waktu. Selain manajemen yang bagus di CV Borneo Putra Jaya, hal ini disebabkan juga
karena intensnya koordinasi antara peserta magang dengan semua staf CV Borneo Putra Jaya. Berbagai
saran dan masukan dari pembimbing CV Borneo Putra Jaya merupakan
modal penting dalam terselesainya semua tugas-tugas yang diberikan kepada peserta
magang.
BAB
III
PENUTUP
- Simpulan dan Saran
1. Simpulan
Dari hasil pelaksanaan magang yang berlangsung
selama dua bulan di CV Borneo Putra Jaya
dengan jumlah peserta 1
orang mahasiswa dari Jurusan Kurikulum
dan Teknologi Pendidikan dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaannya tergolong
lancar dan berlangsung dengan baik sehingga terdapat kerjasama yang saling
menguntungkan. Bagi peserta magang ini merupakan pengalaman yang sangat
berharga karena selain dapat menambah wawasan secara tidak langsung juga dapat
belajar lebih jauh tentang aplikasi Teknologi Pendidikan khususnya dalam ilmu komunikasi sebagai Pengajar.
Kelancaran dalam pelaksanaan
Magang didukung oleh:
a. Disiplin
ilmu, yakni kesesuaian antara Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan dengan
tugas-tugas yang diberikan selama pelaksanaan magang.
b. Semangat, kerjasama serta koordinasi yang baik antara mahasiswa
dengan pembimbing magang
serta semua staf CV
Borneo Putra Jaya.
Hal-hal yang
menghambat pelaksanaan magang :
a.
Terbenturnya antara
jadwal magang dengan kegiatan perkuliahan di kampus sehingga mahasiswa peserta
magang sering koordinasi tentang jadwal magang dengan pembimbing dari CV Borneo Putra Jaya.
2. Saran
a.
Bagi Mahasiswa
1)
Harus dapat
disiplin dan memanfaatkan waktu secara maksimal.
2)
Serius dan
sungguh-sungguh dalam belajar dan bekerja.
3)
Harus memiliki kredibilitas yang tinggi.
4)
Harus mampu bekerjasama
serta berkoordinasi dalam sebuah teamwork.
5)
Selalu berpikir “K ontribusi apa yang bisa kita berikan kepada Sekolak/Diklat/Institusi mitra tempat Magang?”
sehingga dapat mendorong mahasiswa untuk dapat bersungguh-sungguh dalam menunjukkan
kinerjanya.
b.
Bagi Jurusan
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
1)
Mahasiswa lebih
dibekali dengan kemampuan yang memadai.
2)
Membangun koordinasi
dengan tempat mahasiswa magang.
c.
Bagi CV Borneo Putra Jaya
1) Bagi
para staf CV Borneo Putra Jaya
lebih meningkatkan semangat dan rasa kebersamaan.
2) Bagi
para staf senior jangan pernah bosan untuk membagi ilmu dengan juniornya,
termasuk dengan anak-anak magang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar